Flora Taman Nasional Siberut

Flora Taman Nasional Siberut


Hutan hujan menyelimuti hampir 65 % Pulau Siberut. Hutan ini merupakan istana bagi kehidupan flora dan fauna dengan menyediakan sumber makanan dan tempat tinggal serta hutan ini juga berfungsi sebagai pendukung kehidupan tradisional masyarakat Mentawai terutama sebagai obat-obatan tradiosonal.Koleksi botani dibuat pertama kali oleh Ridley (1924) dan menghasilkan deskripsi 33 species baru. Beberapa speceis tumbuhan telah berevolusi membentuk ciri-ciri khas morfologi yang tidak biasa. Misalnya Xanthophyllum villarii (Rubiaceae) yang luar biasa tingginya di Siberut. Species ini dikenal hanya ada di Filipina. Chloranthus officinalis (Chloranthaceae) tumbuh sangat besar jika dibandingkan dengan masing-masing species ini di daerah lain. Phaeomeria minor (Zyngiberaceae) mempunyai ukuran terkecil di genusnya.

LIPI (1995) telah berhasil mencatat sekitar 846 species, 390 genus dan 131 famili dari kelompok pohon, semak belukar, herba, liana dan ephypit. Teridentifikasi pula 18 species pakis dan 5 species lumut dan jamur. Famili terpenting adalah Euphorbiaceae (24 genus, 100 species), Orchidaceae (41 genus, 67 species), Rubiaceae (25 genus, 54 species) dan Lauraceae (11 genus, 39 species). Kelompok Dipterocarpaceae yang berhasil dicatat sebanyak 20 species, terdiri dari 6 species Dipterocarpus, 2 species Hopea, 8 Species Shorea dan 4 Species Vatica.

Diperkirakan 15 % tumbuhan di Siberut merupakan spesies endemik. Diantaranya yang telah ditemukan adalah sebanyak 6 species tumbuhan endemik yaitu : Mesua cathairinae (Clusiaceae), Diospyros brevicalyx (Ebenaceae), Aporusa quadrangularis (Euphorbiaceae), Baccaurea dulcis (Euphorbiaceae), Drypetes subsymmetrica (Euphorbiaceae) dan Horsfieldia macrothyrsa (Myristicaceae).

Akibat dari keterisolasian P. Siberut, selain bentuk endemik, flora yang ditemukan mengalami perubahan bentuk dari daratan Sumatera misalnya sagu yang menjadi makanan pokok di Mentawai yang memiliki tinggi lebih dan besar sehingga merupakan sagu terbesar kawasan di Asia Tenggara.

Rotan

Rotan merupakan salah satu komoditi hasil hutan non kayu yang nilai penting bagi perekonomian di Siberut. Selain menghasilkan uang kontan, banyak jenis rotan sangat bermanfaat dalam kehidupan keseharian masyarakat seperti alat untuk mengikat, daunnya untuk atap atau bungkus makanan tradisional dari sagu (kapurut).

Dari hasil inventarisasi BTNS (1999) ditemukan 15 jenis rotan-rotanan di Siberut yang terdiri dari 3 genera yaitu : Calamus 10 jenis, Daemonorops 3 jenis dan Korthalsia sebanyak 2 jenis. Dari rotan-rotan tersebut jenis Calamus manan dan Calamus scipionum merupakan jenis yang bernilai ekonomis, dimana rotan-rotan tersebut banyak terdapat di hutan primer campuran.

Anggrek

Anggrek alam yang terdapat di kawasan TNS sebanyak 25 jenis termasuk dalam 13 marga yang terdiri dari 22 jenis anggrek epifit dan 3 jenis anggrek tanah (LIPI, 2002). Anggrek yang cukup terkenal dari Siberut adalah Anggrek Bulan Putih (Phalaenopsis amabilis), bungan berwarna putih, daunnya berdaging tebal, lama berbunga 3-4 bulan dengan jumlah kuntum 7-15 dalam satu tangkai. Anggrek-anggrek lain yang dapat ditemukan adalah Coelogyne incrasata, Eria nutans, Dendrobium paphyllum dll.