Kaca Mata dari Pak KR Didi "Sikerei Tertua Desa Matotonan"


Selamat Pagi #sobatbilou

Kaca Mata Dari Pak KR Didi

Namanya Bajak Ogoktoitet, seorang Sikerei di Desa Matotonan. Sosok yang hangat lagi periang. Namun disisi lain beliau juga sosok yang kharismatik bagi orang disekitarnya, hal ini mungkin dikarenakan beliau merupakan Sikerei tertua di Desa Matotonan, dari kurang lebih 50 Sikerei yang ada.

Bagi petugas Resort Matotonan SPTN Wilayah I Balai Taman Nasional Siberut, beliau bukan orang asing lagi. Hampir setiap harinya beliau selalu singgah ke kantor resort yang ia lalu setiap harinya. Duduk bersama, bercerita, makan bersama dan terkadang ikut bersama dengan petugas resort yang sedang bertugas.

Kala itu, beliau ikut bersama tim yang bertugas dan berasama-sama dalam satu pondok untuk beberapa hari pelaksanaan tugas dilapangan. Beberapa hari bersama, kami nikmati dengan bahagia ala petugas dilapangan. Serius tapi santai, tapi tak lupa untuk bercanda, karena bagi kami canda adalah pemecah kelelahan dan perekat  persaudaraan kami di lapangan.

Pagi itu seperti biasa, usai bangun dipagi yang cerah, kami duduk bersama sembari diskusi dengan menyeruput teh dan kopi hangat. Briefing kecil dipimpin oleh kepala resort, Satriadi. Kami petugas resort dan warga desa biasa memanggil beliau "Pak KR Didi". Sembari beliau memberi pengarahan, tampak embun pagi belantara Siberut dan debu lapangan kemarin masih menempel pada kaca mata beliau, yang  menggaruskan beliau untuk mengusap permukaan kaca matanya sembari membersihkan. Tak lama setelah kaca mata tersebut beliau bersihkan, sebentar ia letakkan di bangku disebelahnya, yang tepat berada dianataranya dan Bajak Ogoktoitet, tak berselang lama Bajak Ogoktoitet mengambil kaca mata tersebut dan memakainya seolah ingin seperti kami yang biasa ia lihat berkaca mata, lalu tertawa karena kaca mata itu tepat dipakai olehnya.

Dengan kaca mata terpasang ia langkahkan kakinya ke arah luar untuk memandang lebih jauh. Di sudut pondok dekat tangga ia berhenti, terlihat seolah terkejut, lalu tertegun untuk beberapa saat, seperti orang bingung. Lama ia memandang pada kejauhan, dalam bahasa mentawai ia berkata "Lama aku tak memandang seindah ini!. Pepohonan yg di kejauhan terlihat jelas olehku, burung yang terbang tampak olehku, indah sekali semua ini", dihati kecil saya paham arti dari yang ia rasakan, sebagai orang yg memiliki fisus mata akan sangat mengejutkan bila dapat melihat sesuatu yg lebih jelas dari penglihatan biasanya, terlebih bagi beliau yang sudah usia lanjut.

Tak lama setelah itu, beliau lepaskan kaca mata tersebut, lalu ia kembali kepada Pak KR. Di  bangku tempat duduk bersama tadi Pak KR juga merasakan apa yg beliau lihat dari Bajak Ogoktoitet, dengan cepat Pak KR  berkata "Beri saja kaca mata itu pada Bajak itu, mungkin saja resep/ukurannya sesuai dengan beliau, saya punya cadangan kaca mata, saya selalu bawa cadangan kalau kelapangan". Lalu dengan kalimat yang sama saya sampaikan maksud Pak KR kepada Bajak Ogoktoitet sembari memberikan kaca mata itu untuk beliau pakai kembali, dengan bahasa Mentawai saya yang masih tidak begitu lancar.

Raut terkejut tampak di wajah beliau, dengan cepat Bajak Ogoktoitet mendekat, lalu memegang tangan saya dan Pak KR, mangajak kami duduk bersama. Beliau di tengah, saya dan Pak KR di sisi kanan dan kirinya. Matanya yang berkaca-kaca, seketika menatap di satu titik di bagian atap pondok itu, dalam bahasa Mentawai yang bisa sedikit-sedikit saya pahami, beliau berkata, " Terimakasih.... terimakasih... takku mengerti dengan apa lagi kubalas nanti ini, ternyata aku bisa memandang indah semua ini lagi dengan kaca mata ini, dengan apa aku balas?, apalah yang ku punya saat ini, kalau kalian mau katakanlah!. Apalah yang ku punya? Hanya beberapa tanaman dan beberapa jenis buah saja yang mungkin tumbuh di ladangku, dengan apa harus ku balas ini?"

Sambil tertawa kami merangkul beliau, tak ada yang perlu berbalas, tak ada yang harus diganti, kita bersama disini, kita saudara, kita siripok, pakailah Jak, Pak KR punya kaca mata cadangan,  kami juga amat bahagia melihatmu senang tadi. 😊
Tak berselang lama kami langsung dipeluk, dengan senyum beliau berkata "Masurabagatta" yang artinya terimakasih, lalu kami jawab dengan tersenyum dan beliau tertawa lebar.

Sunguh.... ini amat indah,  indah bertemu dan melihat orang-orang disekitar kita bisa bahagia dan  tetawa lepas seperti itu. Bahagia dapat  memberi arti baik dan manfaatnya bagi mereka disekeliling kita.
Semoga kebahagiaan senantiasa ada pada hari-hari dan orang-orang disekeliling kita.

Terimakasih.
Salam...
Resort Matotonan

Keterangan :

Bajak : Bapak / Om/ panggilan bagi orang yang lebih tua.
Sikerei : Thabib/ Dukun
Siripok : Teman dekat, teman akrab
Masurabagata : Terimakasih

#BukuHarianPetugasLapangan