Taman Nasional Siberut Kepulauan Mentawai Sumatera Barat

 

Pulau Siberut terletak di lepas pantai Sumatera Barat yang dipisahkan oleh Selat Mentawai dan berjarak kurang lebih 155 km dari kota Padang. Taman Nasional Siberut yang terletak di pulau tersebut, seluas 65% kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove.

Konservasi di Pulau Siberut telah dimulai pada tahun 1976 dengan ditetapkannya kawasan Suaka Margasatwa Teitei Batti dengan luas 6.500 ha berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 670/Kws/Um/10/1976 tanggal 25 Oktober 1976.


Pada tahun 1979 kawasan Suaka Margasatwa Teitei Batti diperluas menjadi 56.500 ha dan diubah statusnya menjadi suaka alam sesuai keputusan Menteri Pertanian No. 758/Kws/Um/12/1978 tanggal 5 Desember 1978.

Melalui Program Man and Biosphere (MAB) pada tahun 1981 United Nations Educational Scientifik and Cultural Organization (UNESCO) Pulau Siberut ditetapkan sebagai Cagar Biosfir di Indonesia.

Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 407/Kpts-II/1993 ditetapkan Taman Nasional Siberut dengan luas 190.500 yang merupakan gabungan dari kawasan suaka alam (132.900 ha), hutan lindung (3.500 ha), hutan produksi terbatas (36.600 ha) dan hutan produksi tetap (36.600 ha).

Ekosistem

Potensi dan kekayaan alam yang terdapat di dalam kawasan maupun luar kawasan Taman Nasional Siberut sangat bervariasi. Terdapat 7 tipe ekosistem di Taman Nasional Siberut dengan berbagai jenis flora dan fauna yang hidup didalamnya, tipe ekosistem di Siberut, yaitu :

Hutan Primer Dipterocarpaceae

Berada di daerah yang memiliki ketinggian dan berbukit-bukit. Kanopi hutan umumnya sekitar 40-50 m dengan tinngi pohon 50 m masih banyak ditemukan. Jenis pohon dominan adalah Dipterocarpus, Shorea, Vatica dan Hopea. Juga ditemukan jenis lain seperti Palaquium (Sapotaceae) dan Hydnocarpus. Pada tipe hutan ini LIPI (1995) berhasil mencatat sebanyak 81 species dan 59 genus.

Hutan Primer Campuran

Dijumpai pada lereng-lereng dan bukit-bukit lebih rendah dibawah hutan primer dipterocarpaceae. Banyak species pohon terwakili tapi tidak ada yang dominan. Famili yang umum dijumpai adalah Euphorbiaceae, Myristicaceae, Dilleniaceae, Dipterocarpaceae dan Fabaceae.

Hutan Dipterocarpaceae Regenerasi Bekas Tebangan

Merupakan hutan bekas tebangan dari beberapa perusahaan kayu yang pernah beroperasi di Siberut. Wilayahnya mencakup bagian Utara, Selatan dan Timur Siberut. Beberapa daerah didominasi oleh tumbuhan pioner seperti Macaranga, Trema dan Neolamarkis.

Hutan Rawa Air Tawar

Tipe hutan ini flora pohonnya terbatas dan khusus, sering didominasi oleh Terminalia phellocarpa. Banyak terdapat dilembah-lembah dan disekitar aliran sungai. Lahan basah dan paling luas adalah pada desa/dusun yang berada di pantai timur. Flora tanah didominasi oleh palem, bulu rotan, pandan dan aroid.

Hutan Mangrove

Dijumpai sepanjang garis pantai dan pulau-pulau di pantai timur. Daerah yang memiliki hutan mangrove terluas seperti Teluk Katurai (Siberut Barat Daya), Saliguma (Siberut Tengah), Cimpungan (Siberut Tengah), Pokai (Siberut Utara). Secara umum Rhizophora adalah genus utama dan tersebar luas pada kelompok-kelompok mangrove di Pulau Siberut. Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Taman Nasional Siberut (2001) berhasil mencatat sebanyak 23 species mangrove, 14 species merupakan jenis khas mangrove dan 9 jenis merupakan kelompok non khas mangrove.

Hutan Rawa Sagu

Terdapat 2 species sagu di Siberut yaitu Metroxylon sagu dan M. rumphii. Sagu di Siberut mempunyai laju pertumbuhan yang luar biasa, mencapai 12 meter dalam 8 tahun dan tumbuh mencapai 18 meter, lebih tinggi dari kebanyakan daerah-daerah lain.

Hutan Pantai

Dijumpai sepanjang pantai barat pulau Siberut. Species yang umum dijumpai adalah Casuarina equsetifolia, Baringtonia sp, Hibiscus tiliaceus dan Pandanus sp.

Berdasarkan pengukuran planimetris dan peta hasil interpretasi citra satelit (LIPI, 1995) tutupan hutan di Siberut yaitu : hutan primer 76 %, hutan sekunder yang telah dieksploitasi 6,5 %, hutan rawa 5 %, belukar di daerah dataran 5,97 % sisanya 4,53 % merupakan lahan pertanian. Hutan di taman nasional ini relatif masih alami dengan banyaknya pohon-pohon besar dengan tinggi rata-rata 60 meter.

Flora

Hutan hujan menyelimuti hampir 65 % Pulau Siberut. Hutan ini merupakan istana bagi kehidupan flora dan fauna dengan menyediakan sumber makanan dan tempat tinggal serta hutan ini juga berfungsi sebagai pendukung kehidupan tradisional masyarakat Mentawai terutama sebagai obat-obatan tradiosonal.

LIPI (1995) telah berhasil mencatat sekitar 846 species, 390 genus dan 131 famili dari kelompok pohon, semak belukar, herba, liana dan ephypit. Teridentifikasi pula 18 species pakis dan 5 species lumut dan jamur. Famili terpenting adalah Euphorbiaceae (24 genus, 100 species), Orchidaceae (41 genus, 67 species), Rubiaceae (25 genus, 54 species) dan Lauraceae (11 genus, 39 species). Kelompok Dipterocarpaceae yang berhasil dicatat sebanyak 20 species, terdiri dari 6 species Dipterocarpus, 2 species Hopea, 8 Species Shorea dan 4 Species Vatica.

Rotan

Dari hasil inventarisasi BTNS (1999) ditemukan 15 jenis rotan-rotanan di Siberut yang terdiri dari 3 genera yaitu : Calamus 10 jenis, Daemonorops 3 jenis dan Korthalsia sebanyak 2 jenis. Dari rotan-rotan tersebut jenis Calamus manan dan Calamus scipionum merupakan jenis yang bernilai ekonomis, dimana rotan-rotan tersebut banyak terdapat di hutan primer campuran.

Anggrek

Anggrek alam yang terdapat di kawasan TNS sebanyak 25 jenis termasuk dalam 13 marga yang terdiri dari 22 jenis anggrek epifit dan 3 jenis anggrek tanah (LIPI, 2002). Anggrek yang cukup terkenal dari Siberut adalah Anggrek Bulan Putih (Phalaenopsis amabilis), bungan berwarna putih, daunnya berdaging tebal, lama berbunga 3-4 bulan dengan jumlah kuntum 7-15 dalam satu tangkai. Anggrek-anggrek lain yang dapat ditemukan adalah Coelogyne incrasata, Eria nutans, Dendrobium paphyllum dan lain-lain.

Fauna

Taman Nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu bokkoi (Macaca pagensis), lutung mentawai/joja (Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan simakobu (Nasalis concolor siberu). Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan 130 jenis burung (4 jenis endemik).

Potensi Pariwisata

Potensi pariwisata yang ada di Taman Nasional Siberut berupa atraksi atau daya tarik wisata budaya dapat dinikmati atau disajikan :

1. Wisata Budaya (Dancing, Hunting, Shaman, Procecing Sagoo)

Kebudayaan Mentawai sangat khas, dimana masyarakat mempunyai tradisi yang unik. Wisata budaya yang dapat dinikmati adalah kehidupan keseharian masyarakat Mentawai di rumah-rumah tradisionalnya. Aktifitas masyarakat seperti; menyagu, berburu, membuat racun panah, membuat tato, membuat kabit (celana tradisional), memasak sagu, upacara adat dengan tarian khas mentawai (turuk) dan ritual pengobatan oleh Sikerei (dukun mentawai) memiliki nilai budaya dan daya tarik pariwisata yang tinggi.

2. Trecking dan Penyusuran Sungai (Junggle, Muddy)

Untuk mencapai lokasi objek wisata atau daerah/lokasi dimana terdapat adanya wisata budaya maka digunakan speed boat atau sampan melalui sungai utama dimana pada daerah tertentu disepanjang sungai dapat dilihat adanya pondok (sapou) tempat masyarakat lokal berladang dan berternak, atau melihat kehidupan masyarakat lokal yang turun ke muara atau naik ke hulu sungai dengan menggunakan sampan. Perjalanan/trekking dilakukan dengan berjalan kaki melalui hutan-hutan primer dengan kondisi tanah yang berlumpur, dan selama perjalanan dapat menikmati pohon-pohon dipterocarpaceae, anggrek hutan dan kehidupan liar. Bila memasuki Desa Madobak maka kita akan menjumpai Air Terjun Ulukubuk yang memiliki panorama yang indah dan natural. Untuk wisata trekking dan penyusuran sungai ini akan sangat menarik bagi mereka yang menyukai tantangan dan kehidupan liar.

3. Wisata Bahari (Surfing, Snorceling, Swimming, White Beach)

Wisata bahari yang terkenal dan disukai oleh wisatawan mancanegara di Siberut adalah Surfing, dilakukan di pulau-pulau kecil di ujung selatan Pulau Siberut seperti Pulau Nyang-nyang dan Karang Bajat. Selain itu wisata bahari yang dapat dinikmati adalah snorcling, berenang, memancing dan menikamti indahya pasir putih. Saat ini telah ada resort wisata di Karang Bajat yang didirikan oleh perusahaan swasta dan dikelola oleh masyarakat lokal.

4. Pengamatan Burung (Bird watching, Nest, Junggle)

Pengamatan burung dapat dilakukan di hutan-hutan primer dan sekunder atau sepanjang sungai saat perjalanan menuju ke lokasi wisata. Di pantai muara Siberut dapat pula diamati burung-burung pantai yang mencari ikan. Pengamatan burung sebagai tempat berkumpul dan bersarang adalah Pulau Saplap yang terletak di Desa Saliguma.

5. Pengamatan Primata

Salah satu potensi yang akan dikembangkan di kawasan TN Siberut adalah wisata pengamatan primata. Walaupun saat ini telah ada stasiun riset primata yang dikelola oleh Siberut Conservation Project yang terletak di Politcoman Siberut Utara, dimana keempat primata Siberut dapat dilihat dan diamati secara langsung. Pengamatan biasanya dilakukan pada pagi hari disaat primata mulai beraktivitas.

6. Jelajah Mangrove

Potensi mangrove di Pulau Siberut belum banyak dipromosikan. Terdapat beberapa lokasi wisata mangrove yang potensial yaitu Teluk Katurei yang masih memiliki hutan mangrove yang luas dan relatif asli dengan paduan Teluk Katurei yang tenang. Di sini dapat pula secara langsung mencari kepiting atau ikan-ikan maupun udang di sela-sela hutan mangrove.

Saran bagi Pengunjung

  1. Minum obat malaria dan bawa P3K
  2. Siapkan diri untuk daerah yang sering hujan deras dan berlumpur
  3. Bawa uang tunai yang cukup karena perjalanan ke Siberut memerlukan biaya yang cukup besar
  4. Hargailah kebudayaan Mentawai dan tanya sebelum mengambil foto, serta ambil kesempatan ini untuk mempelajari tentang hutan hujan tropis dan kebudayaan tradiosonalnya yang harmonis dengan alam dari orang asli Mentawai
  5. Datanglah ke Visitor Center Balai TN. Siberut di maileppet (3 km dari Muara Siberut) sebelum berangkat ke pedalaman. Staf Balai TN. Siberut siap memberikan informasi mengenai Taman Nasional dan Pulau Siberut atau menjadi pemandu dilapangan.

Aksesbilitas

Tranportasi menuju dan dari Pulau Siberut, dilayani oleh tiga kapal, yaitu dua kapal berangkat dari Pelabuhan Muara Padang dan satu kapal berangkat dari Pelabuhan Bungus. Jadwal kebeangkatan kapal ke Siberut sebagai berikut :

1. KM. AMBU-AMBU. Berangkat dari Padang (Pelabuhan Bungus) – Siberut Selatan / Muara Siberut (Maileppet) setiap hari Sabtu pada minggu pertama dan kedua tiap bulannya. Harga tiket Rp. 65.000,- Sewa matras Rp. 20.000,- Pemesanan Tiket : PT. ASDP, telp (0751) 27153 – 34037

2. KM. SUMBER REZEKI BARU. Berangkat dari Padang (Pelabuhan Muaro Padang) – Siberut Selatan / Muara Siberut (Maileppet) setiap hari Senin pada tiap minggu. Harga tiket Rp. 126.000,- Pemesanan Tiket : PT. ASIMI, telp (0751) 23321

3. KM. SIMASIN Berangkat dari Padang (Pelabuhan Muaro Padang) – Siberut Utara / Muara Sikabaluan (Pokai) – Siberut Selatan / Muara Siberut (Maileppet) setiap hari Kamis pada tiap minggu. Berangkat dari Padang (Pelabuhan Muaro Padang) – Sipora (Tuapejat) – Siberut Selatan / Muara Siberut (Maileppet) – Siberut Utara / Muara Sikabaluan (Pokai) setiap hari Minggu pada tiap minggu. Harga tiket Rp. 126.000,- Pemesanan Tiket : PT. ASIMI, telp (0751) 23321

Kapal-kapal tersebut berlayar pada malam hari, dengan waktu tempuh 9 – 12 jam.

Untuk memasuki kawasan Taman Nasional Siberut sarana transportasi yang dapat digunakan adalah speed boat, motor tempel, sampan dan berjalan kaki. Bila menggunakan speed boat maka biasanya melalui pantai barat, sedangkan bila menggunakan sampan atau jalan kaki maka biasanya melalui jalur tembus dari pantai timur. Kendaraan roda empat dan roda dua hanya terdapat di ibukota kecamatan yang melayani perjalanan ke pelabuhan kapal dengan panjang jalan 7 km.

Sarana telekomunikasi yang ada dan dapat digunakan di Pulau Siberut saat ini adalah saluran telepon dari TELKOM yang hanya terdapat di beberapa ibukota kecamatan.


Sumber : https://gpswisataindonesia.info/taman-nasional-siberut-kepulauan-mentawai-sumatera-barat/